Pembangkit Listrik Sederhana
Pembangkit
Listrik secara umum
Pembangkit
listrik adalah bagian dari alat industri yang
dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga
listrik dari berbagai sumber tenaga, seperti PLTU, PLTN, PLTA, PLTS, PLTSa, dan
lain-lain.
Bagian
utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni
mesin berputar yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan
magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini
diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bemanfaat
dalam suatu pembangkit listrik.
A. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Air adalah sumber daya alam yang
merupakan energi primer potensial untuk Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan
jumlah cukup besar di Indonesia. Potensi tenaga air tersebut tersebar di
seluruh Indonesia. Dengan pemanfaatan air sebagai energi primer, terjadi
penghematan penggunaan bahan bakar.
B. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga
Uap)
Uap yang terjadi dari hasil
pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) digunakan untuk
memutar turbin yang kemudian oleh generator diubah menjadi energi listrik.
Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan bakar yang dapat berwujud
padat, cair maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan minyak
merupakan wujud cairnya.
Terkadang dalam satu PLTU dapat
digunakan beberapa macam bahan bakar.PLTUmenggunakan
siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-mula air dipompakan ke dalam
pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu bahan bakar dan udara yang
sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan, sehingga
terjadi pembakaran yang mengubah bahan bakar menjadi energi panas/ kalor.
Setelah keluar dari turbin
tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang yang akan menaikkan suhu
uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di Pemanas Lanjut. Selanjutnya
uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan menengah dan langsung dialirkan
kembali ke turbin tekanan rendah.
C. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap)
Gas dan Uap Pusat Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) merupakan kombinasi antara PLTG dan PLTU. Gas buang PLTG
bersuhu tinggi akan dimanfaatkan kembali sebagai pemanas uap di ketel penghasil
uap bertekanan tinggi.
Ketel uap PLTU yang memanfaatkan
gas buang PLTG dikenal dengan sebutan Heat Recovery Steam Generator (HRSG).
Umumnya 1 blok PLTGU terdiri dari 3 unit PLTG, 3 unit HRSG dan 1 unit PLTU.
Daya listrik yang dihasilkan unit PLTU sebesar 50% dari daya unit PLTG, karena
daya turbin uap unit PLTU tergantung dari banyaknya gas buang unit PLTG. Dalam
pengoperasian PLTGU, daya PLTG yang diatur dan daya PLTU akan mengikuti saja.
PLTGU merupakan pembangkit yang paling efisien dalam penggunaan bahan
bakarnya.Secara umum HRSG tersebut adalah pengganti boiler pada PLTU, yang
bekerja untuk menghasilkan uap. Setelah uap dalam ketel cukup banyak, uap
tersebut akan dialirkan ke turbin uap dan memutar generator untuk menghasilkan
daya listrik. Dan efisiensi PLTGU lebih baik dari pusat listrik termal lainnya
mengingat listrik yang dihasilkan merupakan penjumlahan yang dihasilkan PLTG
ditambah PLTU tanpa bahan bakar.
D. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas
bumi)
Panas Bumi Panas bumi merupakan
sumber tenaga listrik untuk pembangkit Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP).
Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap yang
digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Karena
itu, PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya
operasional PLTP juga lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli
bahan bakar, namun memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya
eksplorasi dan pengeboran perut bumi.Ilustrasi siklus perubahan energi pada
PLTP :Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi.
Tepatnya di atas lapisan batuan
yang keras di atas magma dan mendapat air dari lapisan humus di bawah hutan
penahan air hujan.
E. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel)
Diesel Pusat Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar), biasanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk daerah baru yang
terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam perkembangannya PLTD dapat juga
menggunakan bahan bakar gas (BBG).Mesin diesel ini menggunakan ruang bakar
dimana ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian
pada poros engkol dirubah menjadi energi putar. Energi putar ini digunakan
untuk memutar generator yang merubahnya menjadi energi listrik. Untuk
meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan bakar dinaikkan tekanan
dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo charger ini digerakkan oleh
gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
Mesin diesel terdiri dari 2 macam
mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah. Perbedaannya terletak pada
langkah penghasil tenaga dalam putaran toraknya. Pada mesin 2 langkah, tenaga
akan dihasilkan pada tiap 2 langkah atau 1 kali putaran. Sedang pada mesin 4
langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 4 langkah atau 2 putaran. Seharusnya
mesin 2 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar dari mesin 4
langkah, namun karena proses pembilasan ruang bakar silindernya tidak
sesempurna mesin 4 langkah, tenaga yang dihasilkan hanya sampai 1,8 kalinya
saja. Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTD :Selain kedua jenis mesin di
atas, mesin diesel yang digunakan di PLTD ada yang berputaran tinggi (high
speed) dengan bentuk yang lebih kompak atau berputaran rendah (low speed)
dengan bentuk yang lebih besar.
F. PLTS (Pusat Listrik Tenaga
Surya)
Pada prisipnya panel surya Solar
Cell mengubah sinar matahari menjadi energi listrik yang kemudia disimpan dalam
batterei atau aki untuk digunakan setiap saat. Digunakan secara
besar-besaran, untuk lingkungan tertentu atau satu unit rumah atau bangunan.
G. PLTO (Pembangkit Listrik
Tenaga Ombak)
Salah satu energi di laut
tersebut adalah energi ombak yang merupakan sumber energi yang cukup besar.
Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung,
merupakan energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan
udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang.
H. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
Gas yang dihasilkan dalam ruang
bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan
kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya
dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam).
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara dimasukkan
dalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel debu
tidak ikut masuk dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara
dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar.
I. PLTSa (Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah)
Selain dengan cara pengelolaan
tersebut di atas ada cara lain yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bandung yaitu sampah dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik (Waste to
Energy) atau yang lebih dikenal dengan PLTSa (Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah). Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to
Energy) atau PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga sampah) secara ringkas
(TRIBUN, 2007) adalah sebagai berikut :
1.
Pemilahan sampah,Sampah dipilah
untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat di daur ulang. Sisa sampah
dimasukkan kedalam tungku Insinerator untuk dibakar.
2.
Pembakaran sampah,Pembakaran
sampah menggunakan teknologi pembakaran yang memungkinkan berjalan efektif dan
aman bagi lingkungan. Suhu pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran
yang tinggi (di atas 1300°C). Asap yang keluar dari pembakaran juga
dikendalikan untuk dapat sesuai dengan standar baku mutu emisi gas buang.
3.
Pemanfaatan panas,Hasil
pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk
memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan
selanjutnya menggerakkan generator listrik.
4.
Pemanfaatan abu sisa
pembakaran,Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu. Volume dan berat abu
yang dihasilkan diperkirakan hanya kurang 5% dari berat atau volume sampah
semula sebelum di bakar. Abu ini akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku
batako atau bahan bangunan lainnya setelah diproses dan memiliki kualitas
sesuai dengan bahan bangunan.
Dikota-kota besar di Eropah,
Amerika, Jepang, Belanda dll waste energy sudah dilakukan
sejak berpuluh tahun lalu, dan hasilnya diakui lebih dapat menyelesaikan
masalah sampah. Pencemaran dari PLTSa yang selama ini dikhawatirkan oleh
masyarakat sebenarnya sudah dapat diantisipasi oleh negara yang telah
menggunakan PLTSa terlebih dahulu. Pencemaran- pencemaran tersebut seperti :
o
Dioxin
Dioxin adalah senyawa organik
berbahaya yang merupakan hasil sampingan dari sintesa kimia pada proses
pembakaran zat organik yang bercampur dengan bahan yang mengandung unsur
halogen pada temperatur tinggi, misalnya plastic pada sampah, dapat
menghasilkan dioksin pada temperatur yang relatif rendah seperti pembakaran di
tempat pembuangan akhir sampah (TPA) (Shocib, Rosita, 2005).PLTSa sudah
dilengkapi dengan sistem pengolahan emisi dan efluen, sehingga polutan yang
dikeluarkan berada di bawah baku mutu yang berlaku di Indonesia, dan tidak
mencemari lingkungan.
o
Residu
Hasil dari pembakaran sampah yang
lainnya adalah berupa residu atau abu bawah (bottom ash) dan
abu terbang (fly ash) yang termasuk limbah B3, namun hasil-hasil studi
dan pengujian untuk pemanfaatan abu PLTSa sudah banyak dilakukan di
negara-negara lain. Di Singapura saat ini digunakan untuk membuat pulau, dan
pada tahun 2029 Singapura akan memiliki sebuah pulau baru seluas 350 Ha (Pasek,
Ari Darmawan, 2007).PLTSa akan memanfaatkan abu tersebut sebagai bahan baku
batako atau bahan bangunan.
o
Bau
Setiap sampah yang belum
mengalami proses akan mengeluarkan bau yang tidak sedap baik saat pengangkutan
maupun penumpukkan dan akan mengganggu kenyamanan bagi masyarakat umum.Untuk menghindari bau yang berasal dari sampah akan
dibuat jalan tersendiri ke lokasi PLTSa melalui jalan Tol, di sekeliling
bagunan PLTSa akan ditanami pohon sehingga membentuk greenbelt (sabuk
hijau) seluas 7 hektar.
J. PLTN (Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir)
Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya
sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu ; air diuapkan di dalam
suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang
akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada
pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas
menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan gas.
K. PLTPS (Pembangkit Listrik Tenaga
Pasang Surut)
Energi pasang surut (tidal
energy) merupakan energi yang terbarukan. Prinsip kerja nya sama dengan pembangkit
listrik tenaga air, dimana air dimanfaatkan untuk memutar turbin dan
mengahasilkan energi listrik.
WIRAUSAHA
sebagai wirausahawan/wirausahawati yang baik hati disini kami akan berbagi informasi berapa modal yang butuhkan untuk tahap awal pembukaan usaha
berikut perinciannya
- Senter EFL : Rp 264.000/lusin
- Kipas : Rp 144.000/lusin
- cutter : Rp 3500/buah
- kawat : Rp 3000/meter
- tang dan obeng : Rp 27000
- Lem Alteco : Rp 16000/4 biji
- Lampu LED : 6000/lusin
- Solder : Rp 20000
- Capit buaya : Rp 1500/pasang -> 1500 x 6 pasang = Rp 9000/lusin
Total modal yang diperlukan Rp 492.500
Tidak ada komentar:
Posting Komentar